Deetje, a set on Flickr.
Begitu melihat Deetje, saya langsung merasa rumah ini begitu cantik! Lihat menaranya yang menjulang di sebelah kiri (yang mengingatkan pada restoran Dakken di Jl. Riau), lihat pula lantai yang penuh semangat akan corak, lihat pilar-pilar dan ruang kosong di dalamnya. Selain itu, saya paling suka pintunya dengan kaca-kaca di atasnya.
Bagian tengah Deetje cukup terawat, mungkin karena sering dipakai foto pre-wedding (sebagaimana yang dikatakan penjaga rumah). Bagian belakangnya hampir ambruk namun tidak mengurangi kecantikannya.
Deetje memiliki empat buah kamar mandi yang cukup bersih. Teman saya bertanya untuk apa ya kamar mandi sebanyak itu (dan berdempetan layaknya toilet di mall). Bukankah rumah itu biasanya memiliki kamar mandi yang cukup tersebar?
Oh ya, saat pertama kali datang, kami disambut dengan gongongan anjing dan seorang pria bersinglet yang menonjolkan otot-otot lengan atasnya. Entahlah, frame itu mengingatkan saya pada film The Raid: tentang lingkungan kelas bawah yang keras--yang kemudian diperkuat dengan datangnya seekor anjing budug saat kami mulai memasuki rumah.
Apapun ceritanya, Deetje jelas cantiknya. Dan saya suka.
Tags:
Sejarah Bandung