Sebenarnya, daripada kopi, saya lebih suka minum teh. Sayangnya harga teh yang grade-nya tinggi harganya muahal banget, apalagi teh putih atau silver white needle bisa mencapai Rp150 ribu untuk 15 gram saja!
Di Indonesia, ada pakar yang pernah menjabat sebagai ketua Dewan Teh Indonesia yaitu Ratna Somantri. Saya bertemu mbak Ratna waktu saya masih jadi wartawan. Saya pernah menghadiri acaranya dan mendapatkan 3 jenis teh yaitu teh putih, teh hijau, dan teh hitam.
Ia merekomendasikan teh hijau atau sencha dari KBP Chakra. Kebetulan teh ini bisa ditemukan di supermarket dan harganya cukup terjangkau. Saya paling suka teh hijau ini karena rasanya tidak terlalu pahit dan tidak sepet.
Teh-teh yang biasa saya gunakan juga teh yang berbentuk daun karena saya bisa pakai filter sendiri. Teh yang sudah di dalam kantung menghasilkan sampah. Selain itu, biasanya teh yang dijual dalam kantung itu grade-nya rendah. Daun teh yang baik membutuhkan ruang untuk mengembang, sementara kantung teh tidak memiliki ruang tersebut. Teh yang dimasukkan biasanya grade rendah dan kadang bercampur batang agar warna teh cepat merah saat diseduh.
Cara menyeduh teh hijau
Saya mengikuti cara mbak Ratna, yaitu sebagai berikut:
1. Ambil 1 gram teh untuk 100 cc air. Artinya, kalau mau ambil 3 gram teh, gunakan 300 cc air. Itulah rasio yang saya gunakan saat menyeduh teh yang ada di foto.
2. Rebus air hingga suhunya mencapai 70-75 derajat Celcius.
3. Diamkan antara 2-3 menit saja. Begitu sudah 3 menit, langsung saring atau angkat filternya.
4. Ratna juga merekomendasikan untuk membasahi teh dengan air mendidih lalu tiriskan. Kalau sudah dingin, baru deh lakukan cara nomor 2 dan 3.
Banyak orang yang melakukan kesalahan dengan mendiamkan teh lama-lama di dalam gelas. Teh yang terlalu lama seduh akan menimbulkan rasa pahit, aromanya hilang, dan manfaatnya juga hilang. Selain itu, orang cenderung ingin menambahkan gula ke teh yang pahit, padahal teh itu paling enak diminum tanpa menggunakan gula.
Kamu suka minum teh apa? Ada rekomendasi merk teh yang bisa ditemukan di toko lokal? Share ya!
Di Indonesia, ada pakar yang pernah menjabat sebagai ketua Dewan Teh Indonesia yaitu Ratna Somantri. Saya bertemu mbak Ratna waktu saya masih jadi wartawan. Saya pernah menghadiri acaranya dan mendapatkan 3 jenis teh yaitu teh putih, teh hijau, dan teh hitam.
Ia merekomendasikan teh hijau atau sencha dari KBP Chakra. Kebetulan teh ini bisa ditemukan di supermarket dan harganya cukup terjangkau. Saya paling suka teh hijau ini karena rasanya tidak terlalu pahit dan tidak sepet.
Teh-teh yang biasa saya gunakan juga teh yang berbentuk daun karena saya bisa pakai filter sendiri. Teh yang sudah di dalam kantung menghasilkan sampah. Selain itu, biasanya teh yang dijual dalam kantung itu grade-nya rendah. Daun teh yang baik membutuhkan ruang untuk mengembang, sementara kantung teh tidak memiliki ruang tersebut. Teh yang dimasukkan biasanya grade rendah dan kadang bercampur batang agar warna teh cepat merah saat diseduh.
Cara menyeduh teh hijau
Saya mengikuti cara mbak Ratna, yaitu sebagai berikut:
1. Ambil 1 gram teh untuk 100 cc air. Artinya, kalau mau ambil 3 gram teh, gunakan 300 cc air. Itulah rasio yang saya gunakan saat menyeduh teh yang ada di foto.
2. Rebus air hingga suhunya mencapai 70-75 derajat Celcius.
3. Diamkan antara 2-3 menit saja. Begitu sudah 3 menit, langsung saring atau angkat filternya.
4. Ratna juga merekomendasikan untuk membasahi teh dengan air mendidih lalu tiriskan. Kalau sudah dingin, baru deh lakukan cara nomor 2 dan 3.
Banyak orang yang melakukan kesalahan dengan mendiamkan teh lama-lama di dalam gelas. Teh yang terlalu lama seduh akan menimbulkan rasa pahit, aromanya hilang, dan manfaatnya juga hilang. Selain itu, orang cenderung ingin menambahkan gula ke teh yang pahit, padahal teh itu paling enak diminum tanpa menggunakan gula.
Kamu suka minum teh apa? Ada rekomendasi merk teh yang bisa ditemukan di toko lokal? Share ya!
Tags:
kesehatan
makasih infonya walau aku jarang minum teh
ReplyDelete