Review Sencha dari Brand Teh Tertua di Jepang

Kalau ada temen pergi ke Jepang atau ke Cina, usahkan titip teh yang ada di sana. Alasannya adalah teh berasal dari Cina dan Jepang memiliki upacara minum teh. Artinya, teh jadi minuman yang memegang peranan penting di kedua negara tersebut. Jadi, pasti tehnya berkualitas. Hehe.

sencha Fukujuen


Saat teman saya pergi ke Jepang, saya bilang mau titip teh hijau. Saat itu enggak punya merek teh yang diinginkan karena engga hafal dengan merek-merek teh di sana. Tapi saya minta pengennya masih berbentuk daun, enggak pakai kantung teh (karena saya punya filter teh sendiri dan biasanya teh berkualitas enggak pakai kantung), enggak mau matcha, dan enggak mahal.

Akhirnya teman saya mengirimkan dua bungkus teh hijau atau sencha. Sencha adalah teh yang tumbuh langsung di bawah sinar matahari, sehingga memiliki vitamin C dan tannin yang tinggi. Dibandingkan dari teh gyokuro dan matcha, sencha memiliki rasa yang lebih segar. Terus, sencha ini adalah teh yang paling umum diminum di Jepang.

Dari bungkusnya, tertulis Fukujuen. Ternyata Fukujuen adalah merek teh premium dan tertua di Jepang, yaitu sejak tahun 1790. Waah, ternyata dari toko yang legendaris.

Saya coba seduh teh sencha ini, dengan cara seduh yang dianjurkan oleh Fukujuen. Ini berbeda dengan cara menyeduh teh hijau yang biasa saya lakukan.

1. Masukkan 1 kantung teh ke dalam 800 ml air yang mendidih.
2. Meski disebut mendidih, saya pakai air dengan suhu 70-80 derajat celcius
3. Teh diseduh selama 1 menit di teko
4. Sebelum diangkat, kantung tehnya diaduk dulu biar merata

sencha Fukujuen


sencha Fukujuen

Pas lihat, aduh warnanya cantik sekali. Hijau kekuningan. Beda sama teh hijau yang biasa saya minum, warna airnya hijau kecoklatan. Udah gitu rasanya seger, tidak terlalu pahit dan tidak sepet. Saya sih suka banget.

Air yang digunakan cukup banyak, sehingga bisa sampai 2-3 gelas. Bahkan kayaknya bisa untuk dua kali celup. Kalau dipikir-pikir, lumayan hemat juga sih.

Apakah kamu suka minum teh? Teh apa yang jadi favoritmu? Bagikan di kolom komentar ya!

Nia Janiar

Seorang penulis yang bekerja di agensi kreatif di Jakarta. Pernah bekerja sebagai jurnalis di salah satu media ternama di Indonesia. Percaya dengan tulisan sederhana namun bermakna. Tulisan dari hati akan sampai ke hati lagi. Di sela kesibukan menjalani passion menulis dan home maker, senang baca buku sastra Indonesia dan mengunjungi pameran seni. Senang berkenalan dengan pembaca.

2 Comments

Komentar di blog ini akan dimoderasi agar penulis dapat notifikasi komentar terbaru.

  1. teh di jepng dan china itu memang enak2. walopuuun ya mba, aku pernah beli aneka teh di beijing, mulai dr teh buah, teh hitam, teh bunga, tp pasbikin sendiri dirumah ga bisa seenak pas nyoba di toko tehnya wkwkwkwkwk

    nah kalo teh jepang, ini biasanya rasa selalu sama ama yg dicobadi toko :D. tp pernah yaaa aku bawain teh jasmine dan teh mint ke temenku yg org jepang.trus krn kebiasaan org indo minum teh pake gula, aku juga nambahin gula ke teh yg aku bikin. daaaan temenku yg org jepang itu lgs heran luar biasa hahahaha. krn teh di jepang kan ga pake gula. trus anak2nya lgs dilarang nyobain :p

    soapnya dr anak2nya bayi, mereka itu ga boleh minum ato makan yg manis2, supaya gigi ga rusak :D. duuuh pelajaran bgt si utk aku ke depannga. jgn ksh orang2 jepang ini sesuatu yg manis :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah, thanks for sharing, Mba! Ini aku baru tahu infonya. Menarik banget tau perbedaan budaya di Indonesia dan di Jepang. Sebenernya patut ditiru yaa, apalagi kalo biasa kasih anak teh kemasan yang buanyak banget gulanya. :)

      Delete
Previous Post Next Post

Contact Form