Tahapan Cari Rumah dan Mengajukan KPR


Bingung adalah reaksi pertama seseorang ketika mau cari rumah dan mengajukan KPR. Apa saja yang harus diperhatikan, bagaimana langkah-langkahnya, apa yang harus ditanyakan ke pihak developer.

Maka dari itu, saya mau merangkum perjalanan saya, orang yang tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan, mencari rumah dan mengajukan KPR, seperti di bawah ini:

Mencari rumah

1. Cari lokasi yang diinginkan

Saya membeli rumah dengan prioritas perjalanannya mudah ke kantor. Kantor saya berada di dekat Stasiun Palmerah dan saya tidak punya mobil. Jadi, saya harus cari rumah yang dekat dengan stasiun KRL Commuter Line karena saya akan menggunakan ini sebagai transportasi sehari-hari.

Area perumahan yang harganya masih terjangkau dan keretanya sejalur dengan Stasiun Palmerah adalah Cisauk, Cicayur, Parung Panjang, Cilejit, Tenjo hingga Maja. Nah, dari situ saya mulai menentukan developer di setiap kawasan. Misalnya, di Tenjo ada Kota Podomoro Tenjo dan Tenjo City, di Cilejit ada Moderland Cilejit, dan lainnya.

Nah, beda lagi kalau kamu punya mobil dan akan pakai kendaraan itu untuk sehari-hari. Kamu pasti akan mencari perumahan yang enggak jauh dekat pintu tol. 

2. Cari rumah yang sesuai budget

Awalnya saya mencari rumah di daerah Tenjo karena saya merasa gaji saya kecil banget. Hehe. Terus saya juga sempat tertarik di Modernland Cilejit, tapi kok kayaknya kasihan karena saat awal browsing, area perumahannya sama sekali belum dibangun. Masih tanah kosong gitu. Ya sudah, akhirnya saya cari rumah di area Parung Panjang dan ternyata gaji saya masih masuk untuk beli di area ini.

Di sini, banyak juga perumahan yang secara perhitungan masih masuk budget. Nah, tinggal dipilih aja tuh yang paling nyaman dan paling sesuai dengan kebutuhan.

3. Rumah aman, nyaman, dan strategis

Setelah melihat berbagai ulasan di YouTube, saya memiliki 2 pilihan perumahan. Perumahan pertama dibangun oleh developer besar. Rumahnya juga ada ratusan, sehingga areanya luass sekali. Di dalamnya banyak fasilitas seperti taman main, masjid, dan (konon katanya akan dibangun ruko).  Letaknya pun berada di pinggir Jalan Raya Parung Panjang.

Sayangnya jalan raya ini dipenuhi dengan truk. Beberapa titik terlihat berlubang dan cukup dalam. Kata ojol, area ini sering macet, terutama jam pulang kerja. Karena di sini banyak penambang pasir, jadi masyaallah di jalan debunya banyak sekali.

Wah, sebagai orang yang gak punya mobil dan hobi jalan kaki, saya enggak bisa nih bawa anak saya jalan di pinggir jalan raya ini kalau mau ke mini market terdekat. Selain itu, pasar terdekat dari perumahan ini berada 10 menit dari area perumahan. Tukang sayur tidak boleh masuk ke dalam perumahan demi keamanan. 

Perumahan kedua dibangun oleh developer kecil. Rumahnya hanya ada puluhan, areanya tidak terlalu luas. Di dalamnya hanya ada fasilitas taman dan musala yang belum dibangun hingga kini. Berbeda dengan perumahan sebelumnya, perumahan ini berada sedikit masuk ke dalam jalan utama. Di sekitar perumahan juga area kampung dengan jalan kecil. Saya pikir, sepertinya anak saya akan lebih aman untuk jalan kaki di jalanan kecil ini. 

Selain itu, saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan fasad atau tampilan depan perumahan ini. Begitu masuk ke area perumahannya, hati terasa 'nyesss' karena banyak pohon yang sudah tumbuh. Udah gitu, saya enggak perlu jalan kaki jauh dari gerbang utama ke rumah. Gerbangnya pun hanya satu dan dijaga oleh satpam, jadi insyaallah aman.

Karena berada di tengah kampung, jadi fasilitas di luar perumahan kurang oke sebenarnya. Misalnya, puskesmas yang agak kumuh (jika dibandingkan dekat rumah saya di Bandung, wkwk); sekolah yang kumuh; klinik yang hanya tersedia dokter umum saja dan petugasnya kurang profesional (saya pernah datang ke klinik tersebut untuk antigen, masa perawatnya enggak pakai masker); hingga orang-orang yang tidak mengantre ketika belanja di mini market.

Meski tidak sempurna, ini adalah pilihan terbaik untuk keluarga saya.

Jika sudah menemukan rumah yang diinginkan, kita bisa tanya-tanya lebih lanjut agar tidak kena jebakan 'batman' seperti pengalaman saya membeli rumah pertama.

Mengajukan KPR

Ada beberapa syarat yang harus kita miliki untuk mengajukan KPR:

1. Harus bisa menunjukkan KTP, KK, NPWP, sertifikat/buku nikah, BJPS, pas foto, dan rekening koran 3 bulan terakhir.

2. Kita akan banyak berurusan dengan HRD untuk meminta surat keterangan kerja (minimal 1 tahun diangkat sebagai pegawai tetap) dan slip gaji 3 bulan terakhir. Kalau KPR diterima, nanti kita diminta surat pernyataan pindah payroll ke bank tersebut. Cuman ini mungkin ini tergantung bank kali ya?

Sebenernya administrasinya enggak ribet sih, cuman nanti mungkin akan bolak-balik ke HRD. Pengajuan KPR itu kan enggak sebentar, bisa jadi slip gaji yang kita ajukan udah engga berlaku dan diminta lagi yang terbaru. Terus pasti ada beberapa hal yang harus kita tanyain ke HRD, misalnya jumlah orang di perusahaan ada berapa, kapan perusahaan berdiri, daan lainnya.

Selain itu, nanti akan ada verifikasi dari pihak marketing bank dan auditor. Mereka akan menelepon kita dan orang-orang di sekitar kita (seperti atasan dan keluarga yang tidak tinggal serumah).

Semoga informasi di atas bermanfaat ya!

Nia Janiar

Seorang penulis yang bekerja di agensi kreatif di Jakarta. Pernah bekerja sebagai jurnalis di salah satu media ternama di Indonesia. Percaya dengan tulisan sederhana namun bermakna. Tulisan dari hati akan sampai ke hati lagi. Di sela kesibukan menjalani passion menulis dan home maker, senang baca buku sastra Indonesia dan mengunjungi pameran seni. Senang berkenalan dengan pembaca.

Post a Comment

Komentar di blog ini akan dimoderasi agar penulis dapat notifikasi komentar terbaru.

Previous Post Next Post

Contact Form