![]() |
Bersama dokter. Nama puskesmas ditutup demi privacy. Hehe. |
Salah satu program Presiden Prabowo yang cukup menggembirakan buat saya adalah cek kesehatan gratis untuk masyarakat Indonesia. Program yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dan memberikan pelayanan medis ini bisa digunakan dari bayi baru lahir, balita, dewasa, hingga lansia.
Karena judulnya kado ulang tahun, maka kita bisa datang ke puskesmas terdekat di bulan kita berulang tahun. Misalnya, kalau ulang tahun di Februari, maka kita bisa pilih satu hari di Februari untuk lakukan cek kesehatan gratis.
Sedangkan anak usia 7-17 tahun, cek kesehatan gratis nggak dilakukan di bulan lahirnya, tetapi saat tahun ajaran baru di sekolah.
Tata cara cek kesehatan gratis
Pada 15 Februari lalu, saya ikutan cek kesehatan gratis di puskesmas dekat rumah. Meski saya ulang tahun di bulan Januari, saya tetap bisa ikutan di bulan Februari karena programnya sendiri baru diluncurkan di bulan tersebut.
Sebelum ke puskemas, saya melakukan pendaftaran terlebih dulu melalui aplikasi Satu Sehat. Berikut ini langkah yang saya lakukan:
1. Unduh aplikasi Satu Sehat, dan lakukan registrasi
2. Setelah login, klik ikon Cek Kesehatan Gratis lalu klik Tiket Pemeriksaan
3. Klik Buat Tiket Baru, masukkan nomor WhatsApp, dan klik Selanjutnya
4. Masukkan detail jadwal pemeriksaan, lalu klik Selanjutnya
5. Tiket akan terbit, dan tiket ini nantinya diperlihatkan saat kita berada di puskemas
Saya datang di waktu yang sudah saya pilih. Begitu sampai ke puskesmas, petugas langsung mengarahkan saya ke ruangan tempat cek kesehatan gratis.
Apa saja yang diperiksa?
![]() |
Dokter melakukan skrining kesehatan. |
Di ruangan tersebut, dokter meminta saya menunjukkan tiket pendaftarannya. Kemudian, dokter minta saya melakukan skrining kesehatan terlebih dahulu, yaitu dengan mengisi kuesioner yang ada di aplikasi. Nah, ini sebaiknya kita isi sebelum datang ke puskesmas ya, untuk mempercepat proses pemeriksaan.
Cara mencari kuesionernya adalah klik tiketnya, nanti ada tulisan skrining kesehatan. Isi kuesioner itu sesuai keadaan kita, ya.
Setelah itu, dokter melakukan mengecek kesehatan kita yang meliputi:
1. Cek tekanan darah dan bertanya ada keluhan apa saja, termasuk jika ada/tidaknya sakit saat mens dan berhubungan seksual, ada/tidaknya keputihan, ada/tidaknya gejala depresi yang dirasakan berbulan-bulan.
2. Cek gula darah
3. Cek mata dan gendang telinga
4. Pemeriksaan payudara klinis atau sadanis. Kita akan diminta melonggarkan bra, lalu dokter akan memencet area payudara untuk mengetahui apakah ada benjolan. Pemeriksaan ini bisa dilakukan tanpa melepas baju
5. Cek paru-paru dan perut dengan stetoskop
6. Cek kesehatan gigi untuk melihat ada/tidaknya gigi yang goyang, karies, atau bolong
Beda usia, beda juga yang diperiksa. Untuk orang-orang yang usianya di atas 40, ada tambahan berupa tes risiko jantung, risiko ginjal, risiko stroke, risiko paru, dan lainnya.
![]() |
Tes gula darah dengan jarum |
Lalu apa tindakan selanjutnya?
Seperti yang sudah saya tulis di awal, kalau tujuan program ini memang hanya mengedukasi saja. Misalnya, saya yang secara umum hasilnya baik tapi perlu ada pengurangan di berat badan (hasil menunjukkan overweight 🥲), maka dokter menyuruh saya lebih banyak olahraga.
Tapi ada hal juga yang butuh tindakan. Contohnya, saya ada gigi yang bolong dan ada karies. Jadi, dokter menyuruh datang seminggu lagi ke puskesmas untuk menambal gigi bolongnya. Sedangkan karies bisa dibersihkan sekitar 3-4 minggu setelah gigi ditambal.
Untuk kasus yang lebih parah seperti gula darah yang tinggi atau ada katarak, mungkin puskesmas akan melakukan penanganan dan merujuk ke rumah sakit jika diperlukan.
Namun, selama punya BPJS, kita nggak perlu khawatir karena BPJS akan menanggung pemeriksaan lanjutan di puskesmas atau bahkan jika dirujuk ke rumah sakit—selama jenis penyakitnya termasuk dalam daftar tanggungan. Kalau perawatan yang berhubungan dengan estetika seperti behel atau menghempas jerawat tentu nggak ditanggung. 😅
Saya juga pernah cabut akar gigi di puskemas secara gratis. Hasilnya juga memuaskan.
Oya, rapor kesehatan kita otomatis langsung masuk ke WhatApp ya. Laporan itu bisa kita akses dalam waktu tertentu.
"Ah, ini akal-akalan pemerintah aja agar kita pakai BPJS"
Setiap program itu pasti ada pro dan kontranya, termasuk juga pada program ini.
Karena penyakit yang terdeteksi itu bisa ditindaklanjuti secara 'gratis' BPJS (ya, nggak sepenuhnya gratis karena kita bayar tiap bulan), ada saja netizen yang berkomentar bahwa program cek pemeriksaan gratis akal-akalan pemerintah untuk jualan BPJS.
Pertanyaannya, apakah salah jika ini menjadi cara pemerintah supaya kita mau bayar BPJS? Kalau nggak bayar, dari mana pemerintah bisa menanggung pasien yang operasi katarak, operasi liver, atau opname penyakit degeneratif? Masyarakat, termasuk ibu saya yang sempat dirawat karena kena stroke, sangat merasakan manfaat BPJS dan nggak perlu bayar puluhan juta. Orang yang patah tulang seperti saya pun bisa ke dokter ortopedi secara gratis, no urut urut club!
Saya bukan buzzer pemerintah ya. Namun hal yang mau saya tekankan adalah saya merasa senang dengan adanya program ini karena cek kesehatan gratis ini bermanfaat sekali buat masyarakat. Meski belum 100% matang, misalnya ada beberapa perlengkapan di puskesmas yang belum lengkap untuk mendukung pemeriksaannya, saya jadi tahun kesehatan saya secara umum.
Seperti sistem BPJS yang diawal peluncuran belum sempurna, saya berharap program cek kesehatan gratis ini semakin sempurna ke depannya, supaya bisa terus memberikan dampak positif pada masyarakat.
Tags:
kesehatan